Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang: Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuatnya
Diterbitkan
oleh
Admin
--
Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang: Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuatnya - Laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang adalah salah satu laporan keuangan yang menunjukkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan yang dijual selama periode tertentu. Laporan ini penting untuk mengetahui keuntungan bersih yang diperoleh dari penjualan barang dagangan. Artikel ini akan membahas pengertian, fungsi, dan cara membuat laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang secara lengkap dan mudah dipahami.
Apa itu Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang?
| Apa itu Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang? |
Laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang adalah laporan keuangan yang menghitung selisih antara harga jual dan harga beli barang dagangan. Harga jual adalah jumlah uang yang diterima dari pelanggan saat menjual barang dagangan. Harga beli adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli barang dagangan dari pemasok. Selisih antara harga jual dan harga beli disebut laba kotor atau gross profit.
Laba kotor ini kemudian dikurangi dengan biaya operasional lainnya, seperti biaya administrasi, biaya pemasaran, biaya bunga, pajak, dan lain-lain, untuk mendapatkan keuntungan bersih atau net profit. Keuntungan bersih ini menunjukkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola usahanya.
Laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang berbeda dengan laporan harga pokok produksi perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membuat barang sendiri dari bahan baku, sedangkan perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang jadi dari pemasok dan menjualnya kembali tanpa mengubah bentuknya. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur harus memperhitungkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dalam menghitung harga pokok produksinya.
Fungsi Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
| Fungsi Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang |
Laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang memiliki beberapa fungsi, antara lain:
- Mengetahui besarnya laba kotor yang diperoleh dari penjualan barang dagangan.
- Mengetahui besarnya persentase laba kotor terhadap penjualan atau gross profit margin.
- Mengetahui besarnya persediaan barang dagangan di awal dan akhir periode.
- Mengetahui besarnya pembelian barang dagangan selama periode tertentu.
- Mengetahui besarnya potongan pembelian dan potongan penjualan yang diberikan atau diterima.
- Mengetahui besarnya retur pembelian dan retur penjualan yang terjadi.
- Mengetahui efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan.
- Membantu dalam membuat keputusan manajemen terkait dengan penetapan harga jual, strategi pemasaran, pengendalian biaya, dan lain-lain.
Cara Membuat Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
| Cara Membuat Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang |
Laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang dapat dibuat dengan menggunakan rumus berikut:
Harga Pokok Penjualan= Persediaan Awal+ Pembelian Bersih- Persediaan Akhir
Keterangan:
- Persediaan Awal adalah jumlah nilai barang dagangan yang tersedia di awal periode.
- Pembelian Bersih adalah jumlah nilai pembelian barang dagangan setelah dikurangi dengan potongan pembelian dan ditambah dengan biaya angkut pembelian.
- Persediaan Akhir adalah jumlah nilai barang dagangan yang tersedia di akhir periode.
Contoh:
PT ABC adalah perusahaan dagang yang menjual alat tulis. Berikut adalah data yang diperoleh dari buku besar PT ABC untuk periode Januari 2023:
| Persediaan Awal | 10.000.000 |
| Pembelian | 50.000.000 |
| Potongan Pembelian | 2.000.000 |
| Biaya Angkut Pembelian | 1.000.000 |
| Persediaan Akhir | 15.000.000 |
Berdasarkan data tersebut, maka laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang PT ABC untuk periode Januari 2023 adalah sebagai berikut:
| Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang PT ABC | |
|---|---|
| Untuk Periode Januari 2023 | |
| Persediaan Awal | 10.000.000 |
| Pembelian Bersih | 49.000.000 |
| Barang Tersedia untuk Dijual | 59.000.000 |
| Persediaan Akhir | 15.000.000 |
| Harga Pokok Penjualan | 44.000.000 |
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
Apa perbedaan antara laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan perusahaan jasa?
Perusahaan jasa adalah perusahaan yang menjual jasa atau pelayanan kepada pelanggan, sedangkan perusahaan dagang adalah perusahaan yang menjual barang dagangan yang dibeli dari pemasok. Oleh karena itu, perusahaan jasa tidak memiliki laporan harga pokok penjualan, melainkan laporan laba rugi yang hanya mencantumkan pendapatan dan biaya operasional.
Bagaimana cara menghitung laba kotor dan laba bersih dari laporan harga pokok penjualan perusahaan dagang?
Laba kotor adalah selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan, sedangkan laba bersih adalah selisih antara laba kotor dan biaya operasional lainnya. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Laba Kotor= Penjualan- Harga Pokok Penjualan
Laba Bersih= Laba Kotor- Biaya Operasional Lainnya
Contoh:
Jika PT ABC memiliki penjualan sebesar 60.000.000 dan biaya operasional lainnya sebesar 10.000.000, maka laba kotor dan laba bersihnya adalah sebagai berikut:
Laba Kotor= 60.000.000- 44.000.000= 16.000.000
Laba Bersih= 16.000.000- 10.000.000= 6.000.000
Apa itu metode FIFO dan LIFO dalam menghitung persediaan barang dagangan?
Metode FIFO(First In First Out) adalah metode yang mengasumsikan bahwa barang yang pertama kali masuk ke dalam persediaan adalah barang yang pertama kali keluar dari persediaan, sehingga persediaan akhir terdiri dari barang yang terakhir kali dibeli.
Metode LIFO(Last In First Out) adalah metode yang mengasumsikan bahwa barang yang terakhir kali masuk ke dalam persediaan adalah barang yang pertama kali keluar dari persediaan, sehingga persediaan akhir terdiri dari barang yang pertama kali dibeli.
Contoh:
Video Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang: Pengertian, Fungsi, dan Cara Membuatnya
Ada pertanyaan?
Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
