Cara Menghitung Metode Garis Lurus

Cara Menghitung Metode Garis Lurus - Metode garis lurus adalah salah satu metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset tetap. Penyusutan adalah pengurangan nilai aset akibat usia, pemakaian, atau kerusakan. Dengan menggunakan metode garis lurus, penyusutan aset dihitung dengan cara yang sederhana dan konstan setiap tahunnya. Artikel ini akan menjelaskan cara menghitung metode garis lurus, contoh soal dan jawabannya, serta pertanyaan yang sering ditanyakan seputar topik ini.

Apa itu Metode Garis Lurus?

Apa itu Metode Garis Lurus?
Apa itu Metode Garis Lurus?
bing.net webmasters.googleblog.com Mister Geko Grogol Inc

Metode garis lurus adalah metode yang mengasumsikan bahwa nilai aset tetap akan berkurang secara merata selama masa manfaatnya. Metode ini juga disebut metode penyusutan konstan atau metode penyusutan jumlah unit produksi. Metode ini cocok digunakan untuk aset yang tidak tergantung pada intensitas penggunaannya, seperti bangunan, peralatan kantor, atau kendaraan.

Untuk menghitung metode garis lurus, kita perlu mengetahui tiga hal, yaitu:

  • Harga perolehan aset (HPP)
  • Nilai sisa aset (NSA)
  • Masa manfaat aset (MMA)

Harga perolehan aset adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset, termasuk biaya pengiriman, pemasangan, dan perbaikan. Nilai sisa aset adalah perkiraan nilai aset pada akhir masa manfaatnya. Masa manfaat aset adalah estimasi waktu yang dapat digunakan aset untuk menghasilkan manfaat ekonomis.

Rumus untuk menghitung metode garis lurus adalah sebagai berikut:

$$\text{Penyusutan per tahun} = \frac{\text{HPP} - \text{NSA}}{\text{MMA}}$$

Penyusutan per tahun adalah jumlah nilai yang harus disusutkan setiap tahunnya. Jumlah ini akan sama setiap tahunnya selama masa manfaat aset.

Contoh Soal dan Jawaban

Contoh Soal dan Jawaban
Contoh Soal dan Jawaban
bing.net webmasters.googleblog.com Mister Geko Grogol Inc

Berikut adalah contoh soal dan jawabannya menggunakan metode garis lurus:

PT XYZ membeli sebuah mesin dengan harga Rp 100 juta pada tanggal 1 Januari 2020. Mesin tersebut memiliki masa manfaat 5 tahun dan nilai sisa Rp 10 juta. Berapakah penyusutan mesin tersebut setiap tahunnya?

Jawaban:

HPP= Rp 100 juta

NSA= Rp 10 juta

MMA= 5 tahun

Menggunakan rumus metode garis lurus, kita dapat menghitung penyusutan per tahun sebagai berikut:

$$\text{Penyusutan per tahun} = \frac{\text{HPP} - \text{NSA}}{\text{MMA}}$$$$\text{Penyusutan per tahun} = \frac{\text{Rp 100 juta} - \text{Rp 10 juta}}{\text{5 tahun}}$$$$\text{Penyusutan per tahun} = \frac{\text{Rp 90 juta}}{\text{5 tahun}}$$$$\text{Penyusutan per tahun} = \text{Rp 18 juta}$$

Jadi, penyusutan mesin tersebut setiap tahunnya adalah Rp 18 juta.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Apa kelebihan dan kekurangan metode garis lurus?

Kelebihan metode garis lurus adalah:

  • Mudah dihitung dan dipahami
  • Sesuai dengan prinsip akuntansi matching, yaitu mencocokkan pendapatan dan beban pada periode yang sama
  • Menghasilkan laba bersih yang stabil dan konsisten

Kekurangan metode garis lurus adalah:

  • Tidak menggambarkan pola penggunaan aset secara realistis, karena asumsi penyusutan konstan tidak sesuai dengan kenyataan bahwa aset biasanya mengalami penurunan kinerja seiring waktu
  • Tidak mempertimbangkan biaya perawatan dan perbaikan aset yang cenderung meningkat seiring waktu
  • Tidak sesuai untuk aset yang tergantung pada intensitas penggunaannya, seperti mesin produksi atau komputer

Apa perbedaan metode garis lurus dengan metode saldo menurun?

Metode saldo menurun adalah metode yang mengasumsikan bahwa nilai aset tetap akan berkurang secara cepat pada awal masa manfaatnya dan melambat pada akhir masa manfaatnya. Metode ini juga disebut metode penyusutan akumulasi atau metode penyusutan persentase tetap. Metode ini cocok digunakan untuk aset yang mengalami penurunan kinerja secara signifikan seiring waktu, seperti mesin produksi atau komputer.

Untuk menghitung metode saldo menurun, kita perlu mengetahui empat hal, yaitu:

  • Harga perolehan aset (HPP)
  • Nilai buku aset (NBA)
  • Masa manfaat aset (MMA)
  • Tingkat penyusutan (TP)

Nilai buku aset adalah nilai aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Tingkat penyusutan adalah persentase yang digunakan untuk menghitung penyusutan setiap tahunnya. Tingkat penyusutan biasanya ditentukan berdasarkan faktor-faktor seperti usia, kondisi, atau teknologi aset.

Rumus untuk menghitung metode saldo menurun adalah sebagai berikut:

$$\text{Penyusutan per tahun} = \text{NBA} \times \text{TP}$$

Penyusutan per tahun adalah jumlah nilai yang harus disusutkan setiap tahunnya. Jumlah ini akan berbeda setiap tahunnya karena bergantung pada nilai buku aset.

Perbedaan antara metode garis lurus dengan metode saldo menurun adalah:

  • Metode garis lurus menggunakan rumus yang tetap, sedangkan metode saldo menurun menggunakan rumus yang berubah-ubah
  • Metode garis lurus menghasilkan penyusutan yang sama setiap tahunnya, sedangkan metode saldo menurun menghasilkan penyusutan yang berkurang setiap tahunnya
  • Metode garis lurus menghasilkan beban penyusutan yang rendah pada awal masa manfaat aset dan tinggi pada akhir masa manfaat aset, sedangkan metode saldo menurun menghasilkan beban penyusutan yang tinggi pada awal masa manfaat aset dan rendah pada akhir masa manfaat aset
  • Metode garis lurus cocok untuk aset yang tidak tergantung pada intensitas penggunaannya, sedangkan metode saldo menurun cocok untuk aset yang tergantung pada intensitas penggunaannya

Bagaimana cara mencatat jurnal akuntansi untuk metode garis lurus?

Jurnal akuntansi untuk metode garis lurus adalah sebagai berikut:

TanggalKeteranganDebetKredit
1 Januari 2020Aset Tet

Lanjutan dari paragraf sebelumnya:

Aset Tetap

Kas

Rp 100 jutaRp 100 juta
31 Desember 2020Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Rp 18 jutaRp 18 juta
31 Desember 2021Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Rp 18 jutaRp 18 juta
31 Desember 2022Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Rp 18 jutaRp 18 juta
31 Desember 2023Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Rp 18 jutaRp 18 juta
31 Desember 2024Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan

Rp 18 jutaRp 18 juta
Total Rp 90 juta Rp 90 juta

Jurnal akuntansi ini menunjukkan bahwa setiap tahunnya, nilai aset tetap akan berkurang sebesar Rp 18 juta dan dicatat sebagai beban penyusutan. Akumulasi penyusutan adalah akun kontra aset yang menunjukkan jumlah total penyusutan yang telah terjadi sejak aset dibeli. Nilai buku aset dapat dihitung dengan mengurangi akumulasi penyusutan dari harga perolehan aset.

Kesimpulan

Metode garis lurus adalah metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset tetap dengan cara yang sederhana dan konstan setiap tahunnya. Metode ini mengasumsikan bahwa nilai aset tetap akan berkurang secara merata selama masa manfaatnya. Metode ini cocok digunakan untuk aset yang tidak tergantung pada intensitas penggunaannya, seperti bangunan, peralatan kantor, atau kendaraan.

Untuk menghitung metode garis lurus, kita perlu mengetahui harga perolehan aset, nilai sisa aset, dan masa manfaat aset. Rumus untuk menghitung metode garis lurus adalah:

$$\text{Penyusutan per tahun} = \frac{\text{HPP} - \text{NSA}}{\text{MMA}}$$

Artikel ini telah menjelaskan cara menghitung metode garis lurus, contoh soal dan jawabannya, serta pertanyaan yang sering ditanyakan seputar topik ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat membantu Anda memahami metode garis lurus dengan lebih baik.

Video Cara Menghitung Metode Garis Lurus

Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
Tautan disalin ke papan klip!