Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Makanan

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Makanan - Apakah Anda memiliki usaha kuliner atau berencana untuk memulainya? Jika ya, maka Anda perlu mengetahui cara menghitung harga pokok produksi makanan. Harga pokok produksi adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk. Dengan mengetahui harga pokok produksi, Anda dapat menentukan harga jual yang tepat, menghitung laba bersih, dan mengelola keuangan usaha Anda dengan lebih baik.

Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan cara menghitung harga pokok produksi makanan dengan mudah dan akurat. Kami juga akan memberikan contoh perhitungan dan tips untuk menghemat biaya produksi. Selain itu, kami akan menyajikan beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan seputar topik ini. Simak terus artikel ini sampai selesai untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat.

Apa itu Harga Pokok Produksi?

Apa itu Harga Pokok Produksi?
Apa itu Harga Pokok Produksi?
bing.net webmasters.googleblog.com Mister Geko Grogol Inc

Harga pokok produksi adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produk. Biaya produksi terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:

  • Biaya bahan baku: biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk, seperti daging, sayur, bumbu, minyak, dan lain-lain.
  • Biaya tenaga kerja langsung: biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi, seperti koki, pelayan, kasir, dan lain-lain.
  • Biaya overhead pabrik: biaya yang dikeluarkan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran lain yang berhubungan dengan proses produksi, seperti sewa tempat, listrik, air, gas, peralatan, perlengkapan, dan lain-lain.

Untuk menghitung harga pokok produksi makanan, Anda perlu menjumlahkan ketiga komponen biaya tersebut. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Produksi= Biaya Bahan Baku+ Biaya Tenaga Kerja Langsung+ Biaya Overhead Pabrik

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Bagaimana cara menghitung biaya bahan baku?

Biaya bahan baku adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk. Untuk menghitung biaya bahan baku, Anda perlu mengetahui jumlah bahan yang digunakan untuk setiap produk dan harga satuan bahan tersebut. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Biaya Bahan Baku= Jumlah Bahan x Harga Satuan Bahan

Contoh: Anda membuat nasi goreng dengan menggunakan 200 gram beras, 50 gram ayam, 20 gram kecap, 10 gram bawang putih, 10 gram bawang merah, 5 gram cabai, dan 5 gram garam. Harga satuan beras adalah Rp 12.000 per kg, ayam adalah Rp 40.000 per kg, kecap adalah Rp 20.000 per liter, bawang putih adalah Rp 30.000 per kg, bawang merah adalah Rp 25.000 per kg, cabai adalah Rp 50.000 per kg, dan garam adalah Rp 5.000 per kg. Maka biaya bahan baku untuk satu porsi nasi goreng adalah:

Beras: 200 gram x Rp 12.000/ 1000 gram= Rp 2.400

Ayam: 50 gram x Rp 40.000/ 1000 gram= Rp 2.000

Kecap: 20 gram x Rp 20.000/ 1000 gram= Rp 400

Bawang putih: 10 gram x Rp 30.000/ 1000 gram= Rp 300

Bawang merah: 10 gram x Rp 25.000/ 1000 gram= Rp 250

Cabai: 5 gram x Rp 50.000/ 1000 gram= Rp 250

Garam: 5 gram x Rp 5.000/ 1000 gram= Rp 25

Biaya Bahan Baku= Rp 2.400+ Rp 2.000+ Rp 400+ Rp 300+ Rp 250+ Rp 250+ Rp 25= Rp 5.625

Bagaimana cara menghitung biaya tenaga kerja langsung?

Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membayar upah karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi. Untuk menghitung biaya tenaga kerja langsung, Anda perlu mengetahui jumlah jam kerja karyawan dan tarif upah per jamnya. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Biaya Tenaga Kerja Langsung= Jumlah Jam Kerja x Tarif Upah Per Jam

Contoh: Anda memiliki tiga karyawan yang terlibat dalam proses produksi nasi goreng, yaitu koki, pelayan, dan kasir. Koki bekerja selama 8 jam per hari dengan tarif upah Rp 20.000 per jam, pelayan bekerja selama 6 jam per hari dengan tarif upah Rp 15.000 per jam, dan kasir bekerja selama 4 jam per hari dengan tarif upah Rp 10.000 per jam. Maka biaya tenaga kerja langsung untuk satu hari adalah:

Koki: 8 jam x Rp 20.000= Rp 160.000

Pelayan: 6 jam x Rp 15.000= Rp 90.000

Kasir: 4 jam x Rp 10.000= Rp 40.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung= Rp 160.000+ Rp 90.000+ Rp 40.000= Rp 290.000

Bagaimana cara menghitung biaya overhead pabrik?

Biaya overhead pabrik adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran lain yang berhubungan dengan proses produksi, seperti sewa tempat, listrik, air, gas, peralatan, perlengkapan, dan lain-lain. Untuk menghitung biaya overhead pabrik, Anda perlu mengetahui jumlah pengeluaran yang dikeluarkan untuk setiap jenis biaya dan membaginya dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam periode tertentu. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Biaya Overhead Pabrik= Jumlah Pengeluaran/ Jumlah Unit Produk

Contoh: Anda memiliki usaha nasi goreng dengan kapasitas produksi maksimal sebanyak 100 porsi per hari. Anda mengeluarkan biaya sewa tempat sebesar Rp 3 juta per bulan, biaya listrik sebesar Rp 500 ribu per bulan, biaya air sebesar Rp 200 ribu per bulan, biaya gas sebesar Rp 1 juta per bulan, biaya peralatan sebesar Rp 500 ribu per bulan, dan biaya perlengkapan sebesar Rp 300 ribu per bulan. Maka biaya overhead pabrik untuk satu porsi nasi goreng adalah:

Sewa tempat: Rp 3 juta/(100 porsi x 30 hari)= Rp 1.000

Listrik: Rp 500 ribu/(100 porsi x 30 hari)= Rp 167

Air: Rp Air: Rp 200 ribu/(100 porsi x 30 hari)= Rp 67 Gas: Rp 1 juta/(100 porsi x 30 hari)= Rp 333 Peralatan: Rp 500 ribu/(100 porsi x 30 hari)= Rp 167 Perlengkapan: Rp 300 ribu/(100 porsi x 30 hari)= Rp 100 Biaya Overhead Pabrik= Rp 1.000+ Rp 167+ Rp 67+ Rp 333+ Rp 167+ Rp 100= Rp 1.834

Bagaimana cara menghitung harga pokok produksi makanan?

Untuk menghitung harga pokok produksi makanan, Anda perlu menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Produksi= Biaya Bahan Baku+ Biaya Tenaga Kerja Langsung+ Biaya Overhead Pabrik

Contoh: Anda memiliki usaha nasi goreng dengan kapasitas produksi maksimal sebanyak 100 porsi per hari. Anda telah menghitung biaya bahan baku untuk satu porsi nasi goreng sebesar Rp 5.625, biaya tenaga kerja langsung untuk satu hari sebesar Rp 290.000, dan biaya overhead pabrik untuk satu porsi nasi goreng sebesar Rp 1.834. Maka harga pokok produksi untuk satu porsi nasi goreng adalah:

Harga Pokok Produksi= Rp 5.625+(Rp 290.000/ 100 porsi)+ Rp 1.834= Rp 8.934

Bagaimana cara menentukan harga jual makanan?

Untuk menentukan harga jual makanan, Anda perlu menambahkan margin keuntungan yang diinginkan ke harga pokok produksi. Margin keuntungan adalah persentase dari harga pokok produksi yang menjadi laba bersih Anda. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Harga Jual= Harga Pokok Produksi x(1+ Margin Keuntungan)

Contoh: Anda memiliki usaha nasi goreng dengan harga pokok produksi sebesar Rp 8.934 per porsi. Anda ingin mendapatkan margin keuntungan sebesar 20%. Maka harga jual untuk satu porsi nasi goreng adalah:

Harga Jual= Rp 8.934 x(1+ 0,2)= Rp 10.721

Apa saja tips untuk menghemat biaya produksi makanan?

Ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk menghemat biaya produksi makanan, antara lain:

  • Membeli bahan baku secara grosir atau dalam jumlah besar untuk mendapatkan harga yang lebih murah.
  • Memilih bahan baku yang berkualitas baik tetapi tidak terlalu mahal, misalnya menggunakan daging ayam kampung daripada daging ayam broiler.
  • Menggunakan bahan baku secara efisien dan menghindari pemborosan, misalnya dengan memanfaatkan bagian-bagian yang biasanya dibuang seperti kulit atau tulang.
  • Mengatur stok bahan baku dengan baik dan memastikan tidak ada yang kedaluwarsa atau rusak.
  • Mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja dengan menyesuaikan jumlah karyawan dengan tingkat permintaan, misalnya dengan menggunakan sistem shift atau lembur.
  • Mengurangi biaya overhead pabrik dengan menggunakan peralatan yang hemat energi, misalnya dengan menggunakan kompor gas daripada listrik.
  • Menegosiasikan harga sewa tempat dengan pemilik atau mencari tempat yang lebih murah tetapi masih strategis.
  • Mengikuti perkembangan pasar dan menyesuaikan harga jual dengan pesaing, misalnya dengan memberikan diskon atau promo.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kami telah menjelaskan cara menghitung harga pokok produksi makanan dengan mudah dan akurat. Kami juga telah memberikan contoh perhitungan dan tips untuk menghemat biaya produksi. Dengan mengetahui harga pokok produksi, Anda dapat menentukan harga jual yang tepat, menghitung laba bersih, dan mengelola keuangan usaha Anda dengan lebih baik.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang memiliki usaha kuliner atau berencana untuk memulainya. Jika Anda memiliki pertanyaan atau saran, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai selesai.

Video Cara Menghitung Harga Pokok Produksi Makanan

Ada pertanyaan? Diskusikan dengan penulis atau pengguna lain
Tautan disalin ke papan klip!