Bagaimana Pembagian Keuntungan dalam Sistem Konsinyasi

Bagaimana Pembagian Keuntungan dalam Sistem Konsinyasi - Sistem konsinyasi adalah salah satu cara untuk menjual barang tanpa harus memiliki stok sendiri. Dalam sistem ini, penjual (konsinyor) menitipkan barangnya kepada pihak lain (konsinyee) yang bertugas untuk memasarkan dan menjualnya. Keuntungan dari penjualan barang tersebut kemudian dibagi antara konsinyor dan konsinyee sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Artikel ini akan membahas bagaimana pembagian keuntungan dalam sistem konsinyasi, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan apa saja kelebihan dan kekurangan dari sistem ini.
Bagaimana Pembagian Keuntungan dalam Sistem Konsinyasi
Bagaimana Pembagian Keuntungan dalam Sistem Konsinyasi |
Pembagian keuntungan dalam sistem konsinyasi biasanya ditentukan berdasarkan persentase dari harga jual barang. Persentase ini bisa bervariasi tergantung pada jenis barang, permintaan pasar, risiko, dan negosiasi antara konsinyor dan konsinyee. Secara umum, persentase keuntungan untuk konsinyor berkisar antara 40% hingga 70%, sedangkan untuk konsinyee berkisar antara 30% hingga 60%. Contohnya, jika harga jual barang adalah Rp 100.000 dan persentase keuntungan untuk konsinyor adalah 50% dan untuk konsinyee adalah 40%, maka konsinyor akan mendapatkan Rp 50.000 dan konsinyee akan mendapatkan Rp 40.000.
Pembagian keuntungan dalam sistem konsinyasi juga bisa ditentukan berdasarkan nilai tetap atau margin yang disepakati oleh kedua belah pihak. Nilai tetap atau margin ini adalah selisih antara harga beli barang dari konsinyor dan harga jual barang oleh konsinyee. Nilai tetap atau margin ini bisa sama atau berbeda untuk setiap barang yang dijual. Contohnya, jika harga beli barang dari konsinyor adalah Rp 80.000 dan harga jual barang oleh konsinyee adalah Rp 100.000, maka nilai tetap atau margin adalah Rp 20.000. Jika nilai tetap atau margin ini dibagi rata antara konsinyor dan konsinyee, maka masing-masing akan mendapatkan Rp 10.000.
Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
Apa saja kelebihan sistem konsinyasi?
Sistem konsinyasi memiliki beberapa kelebihan, antara lain:
- Konsinyor tidak perlu mengeluarkan modal untuk menyimpan, mengelola, dan mengirimkan barang.
- Konsinyor bisa memperluas jangkauan pasar dengan memanfaatkan jaringan distribusi dan promosi dari konsinyee.
- Konsinyor bisa mengurangi risiko kerugian akibat barang tidak laku atau rusak karena tanggung jawab tersebut berada pada konsinyee.
- Konsinyee tidak perlu mengeluarkan modal untuk membeli barang dari konsinyor.
- Konsinyee bisa menyesuaikan jumlah dan variasi barang sesuai dengan permintaan pasar.
- Konsinyee bisa mendapatkan keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual barang.
Apa saja kekurangan sistem konsinyasi?
Sistem konsinyasi juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
- Konsinyor harus bersedia menanggung biaya produksi barang tanpa adanya jaminan penjualan.
- Konsinyor harus menyerahkan kendali atas barang kepada konsinyee dan mengandalkan laporan penjualan yang diberikan oleh konsinyee.
- Konsinyor harus bersaing dengan barang lain yang dijual oleh konsinyee, baik dari konsinyor lain maupun dari pembelian langsung.
- Konsinyee harus menanggung biaya penyimpanan, pengelolaan, dan pengiriman barang.
- Konsinyee harus bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang yang dititipkan oleh konsinyor.
- Konsinyee harus mematuhi ketentuan yang ditetapkan oleh konsinyor mengenai harga jual, waktu pembayaran, dan lain-lain.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembagian keuntungan dalam sistem konsinyasi?
Beberapa faktor yang mempengaruhi pembagian keuntungan dalam sistem konsinyasi adalah:
- Jenis barang. Barang yang memiliki nilai tambah tinggi, permintaan tinggi, dan persaingan rendah biasanya memberikan keuntungan lebih besar bagi konsinyor. Sebaliknya, barang yang memiliki nilai tambah rendah, permintaan rendah, dan persaingan tinggi biasanya memberikan keuntungan lebih besar bagi konsinyee.
- Permintaan pasar. Permintaan pasar yang tinggi akan meningkatkan harga jual barang dan memberikan keuntungan lebih besar bagi kedua belah pihak. Sebaliknya, permintaan pasar yang rendah akan menurunkan harga jual barang dan memberikan keuntungan lebih kecil bagi kedua belah pihak.
- Risiko. Risiko yang tinggi akan menurunkan keuntungan bagi konsinyor karena harus menanggung biaya produksi tanpa jaminan penjualan. Risiko yang tinggi juga akan menurunkan keuntungan bagi konsinyee karena harus menanggung biaya penyimpanan, pengelolaan, dan pengiriman barang tanpa jaminan penjualan.
- Negosiasi. Negosiasi antara konsinyor dan konsinyee akan menentukan pembagian keuntungan yang adil dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Negosiasi ini bisa melibatkan faktor-faktor seperti volume penjualan, lama kontrak, syarat pembayaran, dan lain-lain.
Kesimpulan
Sistem konsinyasi adalah salah satu cara untuk menjual barang tanpa harus memiliki stok sendiri. Dalam sistem ini, penjual (konsinyor) menitipkan barangnya kepada pihak lain (konsinyee) yang bertugas untuk memasarkan dan menjualnya. Keuntungan dari penjualan barang tersebut kemudian dibagi antara konsinyor dan konsinyee sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembagian keuntungan dalam sistem konsinyasi bisa ditentukan berdasarkan persentase dari harga jual barang atau berdasarkan nilai tetap atau margin yang disepakati oleh kedua belah pihak. Pembagian keuntungan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis barang, permintaan pasar, risiko, dan negosiasi. Sistem konsinyasi memiliki kelebihan dan kekurangan bagi kedua belah pihak yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menerapkannya.